HOME
HEADLINE NEWS :
 

Selasa

Ensiklopedia Al-Quran : Kajian Kosakata

1 komentar

Judul : Ensiklopedia Al-Quran: Kajian Kosakata
Penyusun : M Quraish Shihab dan kawan-kawan
Penerbit : PSQ, Lentera Hati, & Yayasan Paguyuban Ikhlas
Cetakan : 2007
Tebal : 2100 halaman (3 jilid)
Quraish Shihab bisa lebih lega sekarang. Utang besarnya terhadap pembelajaran Al Quran terangsur sebagian. Tim yang dipimpinnya berhasil menyelesaikan Ensiklopedia Al Quran: Kajian Kosakata setelah berjuang tidak kurang dari 15 tahun.
“Ini tidak sempurna, tapi mudah-mudahan kekurangannya dapat ditoleransi,” kata pakar Al-Quran itu tentang ensiklopedia setebal 1200-an halaman yang diluncurkan bulan lalu.

Buku tiga jilid ini menampung 1.050 lema kosakata yang ada dalam Al-Quran beserta makna semantiknya dan di surat mana saja digunakan. Sebenarnya ini bukan ensiklopedia Al-Quran pertama di Indonesia. Tahun lalu, misalnya, terbit karya terjemahan Ensiklopedia Al Quran (Tematis), yang jadi kontroversial karena memuat gambar yang dinilai tidak islami. Ada juga karya Dawam Rahardjo, Ensiklopedi Al-Quran: Tafsir Sosial Berdasarkan Konsep-konsep Kunci, yang mendekati Al-Quran dari ilmu-ilmu sosial.

Tapi, menurut Quraish, ensiklopedianya merupakan terobosan. “Belum ada karya yang sama persis dengan buku ini. Memang ada karya ilmiah dalam bahasa Arab yang menjelaskan kosakata, tapi terbatas pada pengertiannya, tidak menyebutkan berapa kali kata itu tertuang dalam Al-Quran dan tidak menyebutkan penafsirannya,” katanya.
Pembaca Al-Quran bisa merujuk pada buku ini jika ingin mengetahui arti sebuah kata lebih jauh. Bahkan pembaca bisa mendapatkan makna lain. Misalkan, kata “fitnah” yang ternyata tidak hanya berarti ucapan menjelekkan pihak lain. Kata ini disebut 60 kali di berbagai surat dengan sejumlah arti, mulai dari kezaliman, membakar, cobaan, sampai kenikmatan hidup.
Tentu saja, ini bukan hal baru bagi pengguna bahasa Arab. Menurut Quraish, 63 tahun, buku ini memang diperuntukkan bagi pembaca awam. Pengelompokan lema pun berdasarkan abjad bahasa Indonesia. Jadi, kata berhuruf awal d, dz, atau dh berada dalam kelompok lema yang sama.
“Salah satu pertimbangan dalam penyusunan ensiklopedi ini karena ghirah masyarakat kita untuk membaca buku agama tinggi,” katanya. Sayangnya, gairah mendalami agama itu seringkali tidak nyambung. “Karena sering kata-kata dalam bahasa Indonesia yang berasal dari bahasa Arab tidak sesuai dengan yang tercantum dalam Al-Quran,” katanya.
Lalu muncullah gagasan menyusun sebuah ensiklopedi untuk lebih memahami Al-Quran pada 1992. Lima tahun kemudian, penyusunan yang melibatkan puluhan dosen dan mahasiswa pascasarjana Institut Agama Islam Negeri (kini Universitas Islam Negeri) di Jakarta dan Yogyakarta ini berhasil meluncurkan edisi percobaan dengan 485 lema.
“Waktu itu, saya mengkritik habis isinya, karena banyak kata penting yang terlewatkan, seperti ‘iman’,” kata cendekiawan muslim Dawam Rahardjo, yang juga menilai ensi itu sebagai karya tradisional karena tidak memberikan pendekatan baru.
Setelah itu, penyusunan terhenti bersamaan dengan kesibukan Quraish sebagai menteri agama dan duta besar di Mesir. Baru pada 2000, revisi dilanjutkan dengan Yayasan Paguyuban Ikhlas milik bekas petinggi Bimantara, Rosano Barrack, sebagai penyandang dana. Untuk menambah lema baru, dikerahkan lebih dari 70 mahasiswa pascasarjana di Universitas Islam Negeri Jakarta.
Sayangnya, lagi-lagi pekerjaan tersendat. Baru pada Maret 2007 pengerjaan dilanjutkan dengan masuknya orang-orang muda lulusan Universitas Al Azhar, Kairo, seperti Muchlis Hanafi, Sahabuddin, Yusuf Baihaqi, Irfan Mas’ud, dan Salim Cahyono sebagai editor.
“Kami kerja siang-malam. Semula saya pikir revisi biasa, ternyata jumlah lema baru lebih banyak dan naskahnya masih kasar dan mentah,” kata Muchlis, 36 tahun, yang didapuk menjadi wakil pemimpin redaksi. Apalagi ada kontrak dengan Metro TV untuk menayangkannya pada bulan Ramadan.
Untuk meminimalkan kesalahan, penyuntingan dilakukan empat lapis sebelum naskah siap cetak. Editor harus mengecek kebenaran data setiap lema. “Dalam naskah awal, kata ’sholat’, misalnya, dikatakan disebut 49 kali. Setelah dicek, ternyata 51 kali,” kata Muchlis.
Tapi, tetap saja banyak kata penting tidak masuk, seperti “iman”, yang kembali mangkir. Menurut Muchlis, absennya sejumlah lema yang direncanakan masuk edisi revisi karena masalah teknis. Kadang penulis yang bertugas menulis lema tidak juga menyetorkan naskahnya sampai waktu terakhir.
Quraish mengakui, ensi berbiaya tiga miliar perak ini baru mencakup sekitar 25 persen dari seluruh kosakata dalam Al-Quran. “Ini baru beberapa langkah awal,” katanya. Itu artinya mereka masih punya utang. Yudono Yanuar
Unduh Adobe Flash player
Patut saya ucapkan terima kasih kepada sobat, atas kunjungannya ke Jago Copy Blogspot
  • Oya Sobat Qu, Jangan lupa Komentarnya, Like Facebook Jago Copy dan Follow Twitter saya ya.. dibawa ini

    1 komentar:

    1. Saya ingin memiliki buku Ensiklopedi Kosa Kata dalam Al-Qur'an dan tafsirnya tersebut. Dimana dapat sy beli?

      Jazaakumullahu khair.

      Putra.

      BalasHapus

    Terima kasih atas kunjungan, Jangan lupa komentarnya

    Lintas Islam

    Selengkapnya »

    Informasi

    Selengkapnya »

    Lintas Budaya

    Selengkapnya »

    Lintas Makalah

    Selengkapnya »
     

    Followers

    Copyright © JAGO COPY BLOGSPOT | All Right Reserved.
    Template By Ervanda.info
    Bloggers - Meet Millions of BloggersHosting Gratis