Shalat merupakan ibadah wajib yang tidak bisa ditinggalkan, dalam kondisi apapun harus dijalankan tanpa ada keringanan (rukhsah). Jika sakit, dapat dilakukan dalam keadaan duduk atau berbaring atau bahkan dengan gerakan mata sekalipun. Jika dalam perjalanan, bisa dijama’ atau qashar. Jika tidak ada air untuk berwudhu’, maka dapat diganti dengan tayammum. Sehingga tidak ada pengecualian untuk meninggalkan shalat kecuali 3 hal saja; anak kecil hingga baligh, tertidur hingga bangun, orang gila hingga sembuh atau memang sudah meninggal.
Telah diangkat pena (tidak dibebani hukum) atas tiga orang: orang tidur hingga bangun, anak kecil hingga baliqh dan orang gila hingga sembuh (HR Abu Dawud).
Artinya, kalau kita bukan anak kecil, tertidur, gila atau meninggal, maka wajib melakukan shalat. Apapun alasannya untuk meninggalkan shalat tidak bisa diterima, apakah belum mendapat hidayah, sangat sibuk dengan pekerjaan, nanti saja kalau sudah tua, shalat tidak perlu yang penting akhlaqnya baik, shalat tidak perlu yang penting mengingat Allah, atau alasan lain.
Meninggalkan shalat dengan sengaja merupakan dosa besar, dan dosa itu ber-tumpuk terus selama kita meninggalkan shalat 5 waktu tersebut. Orang-orang yang meninggalkan shalat, maka nerakalah balasannya.
“Apakah yang menyebabkan kamu masuk kedalam (Neraka) syaqar ini?”. Mereka menjawab, “Kami dahulu termasuk orang-orang yang tidak menunaikan shalat” (Al-Mudatsir 42-43).
Sungguh pedih adzab neraka, adzab neraka yang paling ringan adalah saat menginjak bara api sehingga otaknya meleleh. Sehingga yang menerima adzab merasa bahwa itulah adzab terberat yang diterimanya dineraka, padahal itu adzab yang paling ringan.
Seringan-ringannya siksa pada hari kiamat ialah orang yang padanya diletakkan dua batu bara api neraka dibawah tumitnya yang mampu mendidihkan otaknya. Pada saat itu ia merasa bahwa tidak seorangpun yang lebih kuat siksaan yang diterimanya dibandingkan orang lain. Padahal sesungguhnya itulah siksaan yang seringan-ringannya (HR Bukhari dan Muslim).
Begitu juga adzab neraka yang lain, membakar kulit hingga hancur kemudian diganti yang baru. Kenapa Allah swt mengganti dengan kulit yang baru dan tidak dibiarkan saja gosong dan terus-terusan dibakar dalam keadaan gosong, ternyata setelah beberapa lapis kulit terbakar maka kulit dibawahnya tidak akan merasa sakit lagi jika dibakar. Sehingga Allah swt mengganti dengan kulit yang baru agar manusia merasakan sakit yang dahsyat secara berulang-ulang.
Sesungguhnya orang-orang kafir kepada ayat-ayat Kami, maka kelak akan Kami masukkan mereka kedalam jahanam. Setiap kali kulit mereka hangus Kami akan ganti kulit mereka dengan kulit baru supaya mereka merasakan adzab. Sesungguhnya Allah Maha Perkasa lagi Maha Bijaksana (An-Nisa’ 56).
Sesungguhnya neraka itu adalah api yang bergejolak, yang mengelupaskan kulit kepala (Al-Ma’rij 15-16)
Siksa neraka yang lain lebih dahsyat seperti; direndam dalam air mendidih; asap yang panas; meminum air mendidih, darah dan nanah; memakan buah yang sangat pahit (zaqqum); lehernya dirantai dan diseret; disetrika dengan besi panas muka, punggung dan rusuknya; digaruk dengan besi; dll.
Ketika itu belenggu dan rantai dipasang dileher mereka, seraya mereka diseret. Kemudian mereka dimasukkan kedalam air yang sangat panas, lalu mereka dibakar didalam api yang menyala-nyala (Al-Mu’min 71-72).
(Dan golongan kiri itu) ada dalam siksaan angin yang amat panas dan air yang mendidih serta kepungan asap yang hitam (Al-Waqi’ah 42-43).
Pada hari itu dipanaskan dalam neraka jahanam, lalu dengan itu disetrika dahi, rusuk dan punggung mereka. Inilah harta benda yang kamu simpan untuk kepentingan dirimu sendiri (At-Taubah 35).
Sehingga, jabatan yang tinggi, otak yang pintar, wajah yang cantik dan ganteng, kekayaan yang melimpah tidak ada artinya lagi nanti diakhirat, Allah swt tidak menilai semuanya itu, yang dinilai adalah pahala yang dibawa keakhirat nanti.
Permohonan ampun (taubat) tidak diterima lagi, bahkan taubat sudah ditutup saat sakratul maut telah melewati tenggorokan kita, yang ada hanyalah penyesalan, penyesalan dan penyesalan. Ada yang menyesal kenapa tidak jadi tanah saja karena tidak perlu pertanggung jawaban dihadapan Allah swt, ada yang minta dikembalikan kedunia agar bisa melakukan shalat yang telah ia tinggalkan selama ini.
Sesungguhnya Kami telah memperingatkan kepadamu akan (terjadinya) adzab yang dekat, pada hari manusia melihat apa yang telah diperbuat oleh kedua tangannya. Dan orang kafir berkata: “Aduhai ! sekiranya aku menjadi tanah !” (An-Naba’ 40).
Ya Rabbku, kembalikanlah aku (ke dunia), agar aku berbuat amal shalih terhadap apa yang telah kutinggalkan (dahulu) (Al-Mukminun 99-100).
Tetapi kata Allah swt, percuma saja kamu menyesal dan kamu akan mengulangi perbuatan yang sama.
Dan kalau engkau (hai Muhammad) melihat waktu mereka diseret ke Neraka (pada hari akhirat), lantas mereka berkata : Alangkah baiknya jika kami dikembalikan (keatas dunia) dan kami tidak akan mendustakan ayat-ayat Tuhan dan kami menjadi orang-orang yang beriman. Bahkan telah nyata apa yang mereka sembunyikan dahulu. Sekiranya mereka dikembalikan kedunia, niscaya mereka kembali melakukan perbuatan yang telah dilarang melakukannya. Dan sesungguhnya mereka pendusta (Al-An’am 27-28).
Begitu pedih adzab Allah swt bagi orang yang meninggalkan shalat, tidakkah takut?. Shalatlah sebelum dishalatkan orang lain (meninggal), disaat semuanya sudah terlambat.
Wallahua’lam
Sumber : Mafahim Azhari
0 komentar:
Posting Komentar
Terima kasih atas kunjungan, Jangan lupa komentarnya