Kata pengantar, daftar isi, dan dafar pustaka sobat buat sendiri ya...?
PENDAHULUAN
1.
LATAR BELAKANG
Masalah
kependudukan selalu berkaitan dengan masalah ketenagakerjaan yang akhirnya akan
bermuara pada tingkat pengangguran. Permasalahan dewasa ini adalah tingginya
tingkat pertumbuhan penduduk yang berpengaruh pada tingginya penyediaan (supply) tenaga kerja. Penawaran
tenaga kerja yang tinggi tanpa diikuti penyediaan kesempatan kerja yang cukup
akan menimbulkan pengangguran dan setengah pengangguran.
Kondisi
ini merupakan permasalahan mendasar yang dihadapi Provinsi Riau dalam menangani masalah
ketenagakerja-an. Salah satu akibat utama sekaligus faktor penyebab rendahnya
taraf hidup penduduk di negara berkembang dalam hal ini termasuk Indonesia
adalah terbatasnya penyerapan sumber daya, termasuk sumber daya manusia.
Jika
dibandingkan dengan negara-negara maju pemanfaatan sumber daya yang dilakukan
di Indonesia
demikian juga halnya yang terjadi di Provinsi Riau relatif sangat rendah. Selain
itu, yang menjadi permasalahan lagi adalah tidak semua mereka yang melakukan
migrasi ke Provinsi Riau tersebut memiliki keahlian tertentu sehingga
sebahagian dari mereka turut menambah jumlah penggangguran dan permasalahan
ketenagakerjaan di daerah ini. Dan lebih parahnya lagi, jumlah pengangguran itu
semakin tahun semakin bertambah.
BAB II
PEMBAHASAN
Adapun
penyebab utamanya ada dua hal, pertama disebabkan adanya pengangguran
terselubung, artinya orang-orang bekerja dibawah kapasitas optimalnya. Ini
terlihat dari banyaknya tenaga kerja di daerah pedesaan maupun di perkotaan di
Provinsi Riau yang bekerja di bawah jam kerja normal, mereka hanya bekerja
harian, mingguan bahkan musiman. Yang kedua adalah karena tingginya tingkat
pengangguran penuh atau terbuka, yakni orang-orang yang sebenarnya mampu
dan ingin bekerja akan tetapi tidak mendapatkan lapangan pekerjaan sama sekali.
Pengangguran
terselubung di Provinsi Riau banyak terdapat pada sektor pertanian dan
sektor-sektor informal, sepintas lalu mereka kelihatan bekerja secara penuh
sepanjang hari. Namun sebenarnya untuk penyelesaian pekerjaan-pekerjaan yang biasa
mereka tangani tersebut tidak memerlukan waktu sepanjang hari. Tekanan terhadap
sektor industri seringkali mengakibatkan adanya pengangguran tertutup tersebut.
Apabila
setiap pekerjaan yang tersedia selalu digarap beramai-ramai maka orang yang
bersangkutan yakni separuh bekerja separuh menganggur tidak akan kelihatan
jelas.
Dengan
mempertimbangkan tingkat kelahiran yang terjadi di Provinsi Riau pada saat ini,
maka bisa dipastikan bahwa penawaran tenaga kerja di Provinsi Riau akan
meningkat. Hal ini berarti penyediaan lapangan kerja harus segera
dilipatgandakan demi memenuhi tuntutan pertumbuhan angkatan kerja yang terus
meningkat tersebut. Sementara itu, daerah di Provinsi Riau terutama pada daerah
perkotaan semakin padat dan persaingan untuk mendapatkan pekerjaan semakin
sulit karena semakin banyak orang dari luar Provinsi Riau yang melakukan
migrasi dalam rangka mencari pekerjaan.
Pertumbuhan
lowongan kerja yang tidak sebanding dengan jumlah angkatan kerja ataupun jumlah
mereka yang mencari pekerjaan menyebabkan terjadinya peningkatan pengangguran.
Kondisi ini bukan saja terjadi dalam satu daerah tetapi juga antar daerah.
Provinsi Riau yang dikenal sebagai daerah yang kaya akan sumber daya alam dan
mengeliat perekonomiannya menjadi incaran para pencari kerja untuk mendapatkan
penghidupan yang lebih baik.
Dari
contoh data yang ada, terlihat bahwa pencari kerja dengan penempatan kerja
kerja sangat tidak sebanding, hal inilah yang menjadikan jumlah pengangguran di
Provinsi Riau tiap tahunnya selalu menunjukkan angka yang meningkat. Data di
atas adalah data tahun 2006, sisa pencari kerja tahun 2005 untuk laki-laki
berjumlah sebanyak 19.752 orang sedangkan perempuan sebanyak 16.881 orang.
Sedangkan pencari kerja tahun 2006 untuk laki-laki sebanyak 17.489 orang dan
perempuan 12.415 orang, lowongan yang akan diisi hanya untuk 1.363 orang
laki-laki dan 1.175 orang perempuan. Pada saat yang sama juga dilakukan
penghapusan, dimana untuk laki-laki sebanyak 3.147 orang dan perempuan sebanyak
2.485 orang, ini artinya sisa pencari kerja untuk tahun 2006 adalah, laki-laki
sebanyak 20.636 orang dan perempuan sebanyak 14.900 orang. Sisa pencari kerja
ini akan menjadi pengangguran kalau ia tidak berusaha untuk mencari pekerjaan
lain pada waktu itu. Sisa pencari kerja ini biasanya akan berusaha untuk
melamar kembali bulan atau tahun berikutnya, sehingga akan terjadi lagi
kompetisi yang sangat ketat dalam memperebutkan sisa lowongan pekerjaan yang
tersedia, karena jumlah pencari kerja ini akan semakin meningkat karena adanya pencari
kerja yang baru diluar sisa pencari kerja yang gagal memasuki lowongan kerja
tahun sebelumnya. Kondisi inilah yang sangat sulit untuk diatasi bagi Provinsi
Riau. Pencari Kerja yang Belum Ditempatkan Menurut Profesi No.PROFESI Pencari
Kerja yang Belum di Tempatkan (Awal Tahun 2007). Lowongan yang belum di Penuhi
(Awal Tahun 2007) Laki-Laki Perempuan Laki-Laki Perempuan1.2.3.4.5.6.7. Tenaga
Teknik Ahli, Tenaga Pemerintahan , Tenaga Tata Usaha, Tenaga Usaha Penjualan, Tenaga
Usaha jasa, Tenaga Pertanian, Tenaga Produksi, Operator dan Tenaga Lainnya 2.61541513.66313760619815.0972.73437113.7853709541287.29400000000000000
J U M L A H= 32.73125.63600 (Sumber
: DISNAKER Provinsi Riau). Terlihat bahwa kebanyakan pencari kerja adalah
tamatan universitas, namun sangat disayangkan lowongan kerja untuk mereka tidak
ada sama sekali.
Dari
berbagai profesi pencari kerja yang ada di Provinsi Riau, tenaga produksi,
operator, alat angkutan dan tenaga lainnya merupakan yang paling banyak, yaitu
untuk laki-laki sebanyak 15.097 orang atau 46.12 persen, sedangkan perempuan
sebanyak 7.294 orang atau 28.45 persen. Tenaga tata usaha menempati urutan
kedua, yaitu sebanyak 13.663 orang atau 41.74 persen untuk laki-laki dan 13.785
orang atau 53.77 persen untuk perempuan. Tenaga teknik/ahli juga masih banyak
yang belum ditempatkan, yaitu sebanyak 2.615 orang atau 7.98 persen untuk
laki-laki dan 2.734 orang atau 10.66 persen untuk perempuan. Namun sangat
disayangkan, dari begitu banyak tenaga kerja yang belum ditempatkan disebabkan
tidak ada lowongan pekerjaan sama sekali. Jumlah ini tiap tahun akan selalu
bertambah, sementara lowongan yang tersedia sangat terbatas.
BAB III
PENUTUP
1) KESIMPULAN
Dari pembahasan diatas,
dapat disimpulkan bahwa seandainya volume pekerjaan yang ada di bagi secara
merata maka mereka akan segera kelihatan dan praktek pengangguran terlindungi
yang tidak efisien itu akan lebih mudah terlihat, sehingga lebih mudah pula
untuk diatasi.
Selain itu, diharapkan
juga bagi mereka yang mempunyai keahlian agar bisa mengembangkan keahliannya
tersebut untuk lebih bersikap mandiri, sehingga tidak menunggu lowongan
pekerjaan yang tersedia baik di pemerintahan maupun di swasta.
Begitu juga hendaknya
perusahaan baik lokal maupun asing agar lebih memperhatikan tenaga kerja lokal
dalam mengambil tenaga kerja di perusahaan. Hal ini untuk menghindari
ke-cemburuan sosial bagi penduduk tempatan, sehingga hal-hal yang tidak
diinginkan bisa dihindari. Upaya Pemerintah Daerah dalam menghimbau perusahaan
untuk mengambil tenaga kerja tempatan sudah dilakukan, sekarang tinggal
bagaimana kepatuhan suatu perusahaan untuk melaksanakannya. Pemerintah Daerah
harus bersikap tegas jika sekiranya suatu perusahaan tidak mematuhi peraturan
yang sudah ditentukan. Jalan seperti inilah nantinya akan bisa mengurangi
pengangguran yang ada di Provinsi Riau.
Sumber By : Berbagai Sumber
Editor : Admin Jago Copy - Jago Copy Blogspot
0 komentar:
Posting Komentar
Terima kasih atas kunjungan, Jangan lupa komentarnya